HarumanjaBlog

Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Taqdir bukan Nasib

Iman berarti Percaya, arti lebihnya lagi adalah mempercayai sesuatu yang semestinya dipercaya berdasarkan pada al-qur’an. Dalam Islam seseorang harus percaya dengan 6 hal yang sering dikenal dengan sebutan Rukun Iman. Apa saja Rukun Iman itu Pertama Percaya dengan adanya Allah, Kedua Percaya dengan adanya Malaikat, Ketiga Percaya Kepada Rosul, Keempat Percaya kepada Al-Qitab, Kelima Percaya dengan adanya Hari Akhir dan keenam Percaya dengan Taqdir baik taqdir baik maupun taqdir buruk.

 

Pada kesempatan saya akan membahas tentang Taqdir, benar gak taqdir itu adalah nasib yang sudah ditentukan oleh Allah sejak kita lahir ??, sudah ber abat – abat lamanya orang percaya bahwa taqdir adalah ketetapan Allah dan tidak akan bisa di robah oleh manusia sedikitpun. Kesempatan kali saya akan mengungkap apa benar keyakinan yang sudah kita yatini sejak dulu ini benar. Sebelum kita membahas masalah ini mari kita coba pikirkan dulu apa itu sebenarnya taqdir, artinya apa sebelum kita mempercayai taqdir kita harus taw dulu apa itu taqdir.

 

Menurut Agus Mostofa dalam bukunya Mengubah Taqdir diungkapkan sebagai berikut “Beriman kepada taqdir bukan hanya percaya begitu saja, tanpa memahami maksudnya. Arti jelasnya beriman adalah menyakini dengan berdasarkan pada kepahaman yang bertumpu pada akal.

 

Jadi jelas dalam menyakini sesuatu kita tidak boleh asal yakin saja tetapi kita harus mempelajarinya berdasarkan al-qur’an. Berarti taqdir juga harus kita pelajari agar kita tidak salah dalam mengerti maksud dari taqdir itu sebenarnya. Setahu saya dalam al-qur’an tidak ada yang mengatakan bahwasannya taqdir sama seperti nasib. Taqdir bukan Nasib dalam konsep al-qur’an. Yuk kita coba pahami Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat At Taubah ayat 54 berikut :

 

وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَىٰ وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ﴿٥٤﴾

Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan. (At Taubah : 54)

 

Dari ayat diatas ini jelas wahwa kita manusia harus berusaha bukan bermalas malasan, Allah akan murka dan sangat benci kepada orang yang malas. Ok, kita bahas lagi firman Allah yang lain :

 

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴿١٠﴾

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Al Jumu’ah : 10)

selengkapnya download di sini

Agustus 16, 2010 Posted by | Amalan | Tinggalkan komentar